27 April 2010

Mengkritisi Media Informasi


Karena sudah membludaknya responden, sebuah stasiun TV menghubungkan setiap orang yang ikut dalam ajang mencari jodoh, untuk menjaring dan menyeleksi kontestan pendaftaran diadakan dengan layanan langsung melalui pencarian data komputer tanpa sepengetahuan para peminat. Kayak ajang ‘Take Me Out’ gitu, tapi layanan diadakan via telpon langsung.
Sebrina, si gadis idealis yang cantik mencoba ikutan daftar, “Hallo saya belum menikah, saya ingin mencari pasangan yang sesuai dengan tipe dan kreteria saya, apakah bisa dibantu?” demikian ia memulai pembicaraan.

“ Ya kami bisa bantu Anda, silahkan sebut secara lengkap kreteria pasangan anda, semua harus lengkap! Biar kami mudah mencari yang paling sesuai dengan Anda”, demikian suara layanan menjawab. “Baik kami bisa bantu, silahkan beri uraian!”.

Sebrinapun menjawab penuh semangat, “Pertama, dia harus tampan, bening, dan enak dipandang. Kedua ramping dan atletis, bersuara halus, berwawasan luas dan tidak membosankan. Ketiga, betah dirumah dan betah menemaniku sepanjang hari. Keempat, pandai bercerita dan menyanyi. Terakhir, tidak menggangguku bila aku tidak mau diganggu”.

“Sudah cukup itu, tidak ada yang kurang?” tanya biro layanan menyelidik. “ya, ya, kurang lebih begitu. Oh ya satu lagi kalau bisa berat tubuhnya tujuhlimaan kilogram, biar kita nampak serasi, kalo bisa kepala 2 atau 3 gitu ”, jawab sebrina mulai berani.

“Baiklah, permintaan Anda akan kami proses, demi kelancaran kerja, silahkan menunggu berberapa saat sambil menunggu sajian musik dari kami”. Srrrrrt, srrrrrt, srrrrrrrrrrt....... dan beberapa saat kemudian, layanan komputer mengumumkan hasil pencariannya: “Yang Anda butuhkan adalah sebuah televisi berwarna dengan ukuran 29 sampai 32 inci. Dan Anda bisa memilih pruduct yang kami rekomendasikan berikut ....”

“Waaaaachaaaa......, brengsek loe. Layanan brengsek,” Sebrina mengumpat marah. Sambil menutup telponnya dengan keras.

Hahaha...., demikianlah gambaran sederhana tentang acara Televisi, apa-apa ada disana. Tidak kita sadari sebagian besar konsumsi informasi yang masuk ke otak kita, kita dapatkan dari menonton acara TV, terlalu sulit rasanya untuk meninggalkan acara televisi barang sehari saja. Hal inilah yang kami alami beberapa waktu yang lalu, namun sekarang sudah beberapa bulan ini, kami sudah tidak nungguin TV berlama-lama, ya mungkin setengah jam sampai dua jam dalam seminggu kami membatasi nonton TV.

Kami menyadari bahwa informasi yang kami cari harus kami sesuaikan dengan sesuatu yang berguna bagi perkembangan diri kami, umur yang terbatas ini harus benar-benar dapat di manfaatkan betul-betul. Salah satu usaha yang kami lakukan adalah dengan membatasi informasi yang tidak berguna bagi peningkatan kesadaran. Dengan selektif memilih informasi, dengan banyak membaca buku dan menuangkan isi hati lewat tulisan, tulisan rupanya menambah kemampuan diri kami lebih ekpresif dan kreatif.

Dijaman internet seperti sekarang ini, segala informasi telah dibuka, bagai lautan yang tak terbatas. Informasi yang baik dan buruk, yang berguna bagi peningkatan kesadaran ataupun justru informasi yang merusak keduanya duduk berdampingan. Kita tinggal klik saja untuk memilih. Berbagai aksi pornografi, tindak kekerasan sadistis, maupun berbagai ajaran spiritual berbagai lintas kepercayaan, sains mutakhir dengan sangat mudah dapat kita akses.

Sekarang pilihan ada ditangan kita, mau hidup bahagia dan damai dengan memilih informasi yang membaikkan atau jatuh dalam depresi karena berbagai keinginan karena promosi media massa. Pilih yang mana?


*****************

Lindungi DiriKu, O Tuhan
Dari pergaulan yang tidak menunjang kesadaran

Jangankan bergaul, bertemu dengan orang tidak sadar sudah cukup untuk menyeret kesadaran Anda ketitik terbawah, terendah. Jangan keluar dari ‘Kamar Kesadaran’ bila diluar sana masih gelap gulita. Jangan bersikap ‘sok mau bantu’ bila belum mampu. Apalagi bila bantuan itu kamu berikan dengan harapan akan memperoleh harapan.


******************

Demikian yang terjadi, apa yang kita makan, menentukan apa yang kita keluarkan. Semoga kita lebih selektif dalam memilih informasi, dan berani kritis dalam merespon segala informasi yang yang banyak di manipulasi.

Terimakasih, salam damai untuk kita semua.
Rahayu, rahayu, rahayu.

(Terinspirasi dari buku FIQR, Memasuki Alam Meditasi Lewat Gerbang Sufi Karya Bapak Anand Krishna, Terbitan PT, Gramedia Pustaka Utama)

No comments:

>>>

-



-