23 March 2010

Dibawah Kaki Sang Guru




Seorang pemuda mencoba untuk berdialog dengan pribadinya mengenai berbagai hal yang dianggapnya penting bagi perkembangan kesadarannya. Meski diketahui akan banyak kekurangan namun ia mencoba memberanikan diri untuk menyuarakan nuraninya, menyelaraskan apa yang di ketahuinya.
Setiap manusia sesungguhnya merupakan pribadi yang unik, ia hadir dan menjalani kehidupannya berdasarkan pola-pola khusus  yang berbeda satu sama yang lainnya, dalam berbagai hal setiap orang mempunyai warna, corak serta kecenderungan yang berbeda dalam menangkap setiap pemahaman dalam hidupnya. Latar belakang, lingkungan serta tingkat pendidikannya amat mempengaruhi warnanya.
Sesuatu yang dianggap sangat penting bagi seseorang mungkin akan dianggap remeh bagi yang lain demikian pula sebaliknya. 


Mengartikan kehadiran seorang guru 

Sesuai pemahaman pribadi sang pemuda saat ini memaknai kehadiran sosok seorang Guru sebagai sesuatu yang sangat personal. Dan pertemuan seorang murid dengan sang guru baginya bukanlah pertemuan biasa, ada desain khusus dari sang keberadaan untuk mempertemukannya.
Kegelisahan serta kesiapan diri merupakan modal utama yang harus dimiliki oleh seorang untuk memperoleh jawaban dari setiap keadaan yang menimpanya. Sinyal kegelisahan yang terus menerus dipancarkan oleh seorang akan mendapat respon. Ia akan dipandu oleh keberadaan untuk mengatasi hal itu. Kegelisahan hati calon murid dan rasa kasih seorang guru memaksa takdir untuk mempertemukan mereka.
Seorang guru adalah seseorang yang pandangannya terang benderang. Ia yang telah melihat kebenaran. Kehadirannya cukup untuk menerangi kegelapan jiwa sang murid. 


Kesombongan ego 

Perkenalan kita terhadap kebenaran sesungguhnya berasal dari para guru pendahulu kita. Setiap kebenaran awalnya pasti berasal dari pengetahuan serta bimbingan mereka mustahil tidak. Seperti seorang bayi yang berlatih berjalan mesti memperoleh bimbingan dari orang yang lebih dewasa, demikian juga dalam dunia spiritual.
Mereka yang sering mengatakan telah melihat kebenaran tanpa melalui kehadiran seorang guru atau seorang pemandu sesungguhnya amat naif. 
Seperti seorang anak manusia yang tumbuh besar bersama kawanan srigala, bagaimana bisa ia mengenal nilai kemanusiaan dalam dirinya, tanpa ia berhubungan dengan manusia pendahulunya yang dapat mengajarinya hidup sebagai manusia. Mustahil bukan?
Maka peran seorang yang lebih berpengalaman layak di perlukan untuk membimbing mereka yang masih belajar berjalan. Disinilah peran seorang guru diperlukan. 


Berguru pada matahari
Hubungan guru dan murid secara fisik boleh berakhir dengan berpisahnya badan wadak tetapi pada dasarnya kesadaran yang terbentuk dari hubungan itu akan tetap abadi dan berjalan tanpa mengenal batas akhir.
Dan di titik inilah sebenarnya langkah awal perjalanan sebagai manusia di mulai, titik dimana api penerangan yang telah dinyalakan sang guru berpendar memenuhi segala sudut pandang dari jiwa seseorang.
Dan inilah transformasi itu, dalam tataran ini seseorang akan melihat bahwa dalam setiap hal, setiap kejadian, setiap peristiwa dan keadaan, setiap manusia dan kehidupannya, setiap hal yang terlihat dan dapat dirasakan, setiap sesuatu yang ada merupakan guru bagi pemahamannya. Ditempat inilah sesungguhnya kasih seorang guru berawal.
Demikian pemahamannya ...... 

Terimakasih Guru, 
Semoga cahaya illahi yang menerangi jiwa-Mu Guru, 
menerangi pula jiwa mereka yang mencintai-Mu.


No comments:

>>>

-



-