01 April 2010

Cinta -- Maka setetes air pun lenyap dalam samudera dan samudera pun lenyap dalam setetes air


Wahai yang terkasih:

Aku mencintai kalian. Cinta adalah satu-satunya pesan keberadaanku. Cinta adalah warna sejati sekaligus darah yang menghidupiku. Bagiku cinta adalah agama sejati. Yang lain hanyalah sampah. Yang lain hanyalah mimpi-mimpi yang dihasilkan oleh pikiran manusia. Segala sesuatu selain cinta adalah ilusi.
Biarlah cinta bertumbuh di dalam dirimu, maka Tuhan pun akan tumbuh di dalam keberadaanmu. Jika kau gagal mengalami cinta dalam hidupmu itu artinya kau gagal mengalami Tuhan dan segalanya. Tanpa cinta, tidak akan pernah ada jalan menuju Tuhan. Jika kau mampu membangkitkan kenangan azalimu akan cinta, maka pengalaman Ketuhanan pun akan kau kecap. Sesungguhnya, Tuhan pun tidaklah ada, yang ada adalah kualitas Ketuhanan di dalam segala sesuatu. Di mana pun kau tidak akan temukan Tuhan sebagai persona. Tinggalkanlah cara berpikir lamamu yang kekanak-kanakan itu. Berhentilah mencari Bapa Yang ada di Surga. Ketuhanan lah yang sesungguhnya ada, bukan Tuhan sebagai sosok yang bersemayam di langit sana. Ketika aku katakan ketuhanan lah yang ada, aku hendak menyampaikan bahwa segala sesuatu adalah Tuhan dan dipenuhi oleh Tuhan; warna-warni kehidupan--semuanya ilahi. Burung-burung yang berkicau, anak-anak yang bermain ceria, anjing menggonggong--semuanya ilahi. Tidak ada yang lain selain yang ilahi..

Saat kau mengajukan pertanyaan 'Di manakah Tuhan?', kau telah mengajukan pertanyaan yang salah, karena kau tidak akan menemukan 'Tuhan' di mana pun juga? Ia tidaklah berada di satu tempat. Ia bukanlah sesuatu. Tuhan adalah universalitas. Sebaliknya, tanyakan di mana Tuhan tidak ada? Maka kau telah mengajukan pertanyaan yang benar. Tetapi untuk pertanyaan yang benar itu, kau harus menyiapkan tanah hatimu. Itulah yang aku maksudkan dengan cinta: menyiapkan tanah hatimu untuk memahami kebenaran sejati dari keberadaanmu. Ketika kau penuh cinta, maka dunia pun akan dipenuhi kehadiran Tuhan. Keduanya (penuh cinta dan kehadiran Tuhan) senantiasa berjalan seiring sejalan; keduanya adalah bagian dari sebuah simfoni agung.

Tuhan adalah gema yang berasal dari semesta. Ketika kau mencinta, maka gema itu pun terdengar. Ketika tidak ada cinta di hatimu, maka bagaimana gema tersebut bisa terdengar? Sesungguhnya dirimulah yang selalu terejawantahkan di dalam jutaan wujud; sesungguhnya kau menerima kembali suara jiwa yang kau gemakan kepada keberadaan. Ketika kau mencinta, maka Tuhan ada. Ketika kau tidak mencinta, maka apa yang mesti dikatakan tentang Tuhan? bahkan dirimu pun tidak ada!


Aku senantiasa merenungkan apa yang mesti aku berikan pada kalian hari ini? karena hari ini adalah hari ulang tahunku. Aku berinkarnasi di dalam tubuh ini pada hari ini. Inilah hari untuk pertama kalinya aku melihat hijaunya tanaman dan birunya langit. Inilah hari untuk pertama kalinya aku membuka mataku dan melihat Tuhan ada di segenap penjuru. Tentu saja kata 'Tuhan' tidaklah muncul pada hari kelahiranku itu, tetapi yang aku lihat pada hari itu adalah Tuhan.

Aku senantiasa merenungkan apa yang mesti aku berikan pada kalian hari ini? Maka aku pun teringat sebuah ungkapan dari sang Buddha: SABBA DANAM DHAMMA DANANA JNATI- hadiah yang berasal dari kebenaran sejati jauh lebih bermakna dari semua hadiah yang ada. Dan kebenaran sejatiku adalah cinta. Kata 'kebenaran' itu sendiri bagiku terdengar kering. Aku tidak terlalu terkesan dengan kata 'kebenaran'. Kata tersebut terdengar sangat logis, terlalu rasional. Kata itu memberikan kesan filosifis, dan bukan kesan surgawi. Kata tersebut memberi kesan seoah-olah kau telah menyimpulkan sesuatu; bahwa kau telah sampai pada sebuah kesimpulan; bahwa sebelumnya ada sebuah silogisme, ada argumentasi, ada pembahasan di balik kata tersebut. Bukan, 'kebenaran' bukanlah istilah yang tepat bagiku. 'Cinta' lah kata yang aku pilih. Cinta berasal dari hati. Kebenaran bersifat parsial: Hanya otakmu saja yang terlibat. Di dalam cinta, seluruh lapisan keberadaanmu terlibat sebagai satu kesatuan--jiwamu, ragamu, pikiranmu--semuanya terlibat..

Cinta menjadikanmu sebagai satu kesatuan, dan bukan gabungan dari beberapa lapisan keberadaan--camkan baik-baik. Sebuah kesatuan!
Karena di dalam sebuah pengabungan, mereka-mereka yang ada di dalamnya tetaplah pribadi-pribadi yang terpisah. Di dalam kesatuan semuanya melebur menjadi satu, semuanya larut satu sama lain. Dan momen itulah yang aku sebut sebagai momen kebenaran: ketika cinta telah sepenuhnya menjadikanmu sebagai sebuah kesatuan. Pertama, cinta akan membuatmu mengalami kesatuan dengan sumber keberadaanmu yang terdalam. Maka kau bukan lagi raga, bukan lagi pikiran, bukan lagi jiwa. Kau adalah Yang Satu itu--tak bernama, tak bisa dijelaskan, tak dapat dipisahkan, tak dapat di perbandingkan. Hanya misteri, kebahagiaan hakiki, tempik sorak keheningan--sebuah perayaan agung di pusat keberadaan.


Pertama, cinta akan memberimu sebuah kesatuan di sumber keberadaanmu yang terdalam. Ketika kesatuan tersebut telah sepenuhnya menjadi warna pengalamanmu, maka yang berikutnya akan terjadi dengan sendirinya--kau tidak melakukan apa pun untuk itu. Maka berikutnya kau akan merasakan kesatuan dengan apa pun yang yang ada di sekelilingmu. Maka setetes air pun lenyap dalam samudera dan samudera pun lenyap dalam setetes air. Momen itu--momen orgasme antara dirimu dengan keberadaan--adalah saat di mana engkau menjadi buddha. Momen tersebut adalah momen dalam kebuddhaan yang dikaruniakan kepadamu. Atau lebih tepatnya--diungkap kepadamu. Selama ini kau adalah buddha--hanya kau tidak menyadarinya.


Cinta adalah bahasaku, maka ku sampaikan: Wahai yang terkasih, Aku mencintaimu. Dan aku ingin kalian memenuhi dunia ini dengan cinta. Biarlah cinta menjadi agama kita. Bukan Kristen, bukan Hindu, bukan Jain, bukan Buddha--tetapi cinta. Cinta tanpa embel-embel kata sifat apa pun yang menyertainya. Bukan Cinta Kristiani, karena bagaimana bisa cinta di Kristenkan? Pernyataan tersebut begitu bodoh. Bagaimana cinta di Hindukan? Konyol sekali. Cinta ya cinta. Di dalam cinta, kau bisa menjadi seorang Kristen. Di dalam cinta, kau bisa menganut agama Buddha. Tetapi tidak ada cinta Buddhis dan tidak ada cinta Kristiani. Di dalam cinta, dirimu pun lenyap; pikiranmu lenyap. Di dalam cinta, kau sampai ke sebuah harmoni yang maha sempurna. Itulah inti ajaranku. Aku mengajarkan cinta. Dan tidak ada yang lebih tinggi dari cinta.


Kemudian aku bepikir bahwa aku seharusnya memberi sesuatu yang indah kepada kalian pada hari ini, dan aku teringat Lagu Meditasi dari Hakuin. Sebuah lagu pendek, tetapi ini akan menjadi hadiah yang sangat berharga. Hakuin adalah salah satu master Zen terbesar. Lagunya memuat semuanya--semua yang ada dalam Bibel dan semua yang ada dalam Quran dan semua yang ada dalam Vedanta. Sebuah lagu singkat yang terdiri dari beberapa baris saja, tetapi ia seperti sebuah benih--sangat kecil memang. Tetapi jika kau mengijinkannya tumbuh di hatimu, maka ia akan tumbuh menjadi pohon yang sangat besar. Ia akan tumbuh menjadi sebuah pohon Bodhi. Ia akan memiliki dedauan yang lebat dan memberikan naungan yang rindang bagi ribuan orang yang berteduh di bawahnya. Ia akan bercabang banyak dan burung-burung pun akan membuat sarang-sarang mereka di sana. Kalian pun bisa menjadi pohon ini. Setiap orang mestinya menjadi pohon cinta yang rindang! Karena hanya ketika kau tumbuh besar menjadi pohon cinta, maka kau akan mencapai pemenuhan sejati dalam hidupmu. Tetapi jika tidak, maka kau akan terus merasakan ketidak-puasan. Kau akan terus menderita. Kebahagiaan hakiki hanya akan menjadi kata-kata yang tidak punya makna apa-apa bagimu. Tuhan hanya menjadi omong kosong saja. Tetapi ketika kau mencapai pemenuhan hidupmu untuk menjadi pohon cinta yang rindang, maka kau akan temukan keilahian, kau akan temukan Tuhan. Di dalam pemenuhan hidupmu itu kau akan temukan sumber suka cita yang tak terbatas dari keberadaan.


Diterjemahkan oleh Rahmad Darmawan
Terjemah lepas dari pidato Osho saat ulang tahunnya diambil dari http://www.kchahiyo.com/osho/osho_about_love.php

No comments:

>>>

-



-