18 April 2010

Kidung Sunyaruri


Burung-burung beterbangan riuh menyusu angin
Hamparan rumput hijau bagai sajadah yang membentang
Menyelimuti setiap jengkal tanah basah
Kupandang langit nampak kuyu dalam hening
Mega-mega berarak seakan menelan bumi

Di ujung cakrawala,
Kulihat semburat keemasan mentari senja
Berbaur mendung kelam menyapu awan
Semesta yang luas semesta yang kosong
Keberadaanmu menjaring sepi

Duhai sang kala kukila murka.....

Mengapa kau begitu sombong menatap senja
Dari kejauhan kudengar derap langkah kaki-Mu,
Gontai, sewot menyapu rindu yang kalap
Menusuk setiap lamunan, setiap asa yang terbalut sepi

Ooh kekasihku.....

Malam ini aku sendiri lagi,
Ciuman lembut-Mu tempo hari, menguap jadi debu
Bisikan mesra-Mu waktu lalu, kini berkarat tertimbun nafsu

Senja mulai beranjak malam,

Burung-burung pulang kesarang
Mata kegelapan membelit tanah lapang
Sejoli malam riang merangsang
Merayu kumbang datang bertandang
Tuk menyapa kasih tersayang
Oooh dasar kumbang mata keranjang

Lagumu lagu yang layu

Cintamu sekedar nafsu
Meronta, menjalar menggoyang ranjang
Melahap malam dengan berdendang tegang
Habis tengkurap melayang-layang

Ooo jagad dewa batara....

Dalam keluasanmu yang hening,
Aku merindukan belaian lembutmu ...
Aku merindukan hangat tutur sapamu ...
Aku merindukan suara rintik hujan sore lalu,
Tetesan airmu membasahi ubun-ubun,
Memicu kerinduan ....

Dalam sepi yang gerah ini,

Ijinkan kembali aku menyanyi, ijinkan aku menari
Merangkai setiap lamunan, merangkai setiap harapan
Dalam kepasrahan-Mu yang tuli
Dalam kesetiaan-Mu yang basi


Solo, 17 April 2010.

No comments:

>>>

-



-